Gunung Arjuno salah satu gunung megah di Jawa Timur, bukan hanya sekadar tempat untuk pendakian, tetapi juga menyimpan keindahan alam dan sejarah yang kaya. Dengan ketinggian sekitar 3.339 meter di atas permukaan laut, Gunung Arjuno menawarkan pesona yang memikat, mulai dari hutan lebat yang penuh misteri hingga puncak dengan pemandangan menakjubkan yang membentang sejauh mata memandang. Bagi para pendaki, Gunung Arjuno bukan hanya tantangan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang menawarkan ketenangan dan kedamaian. Dengan berbagai jalur pendakian yang penuh cerita, setiap langkah menuju puncak adalah pengalaman yang tak terlupakan.
Penasaran dengan keindahan dan misteri yang tersembunyi di balik rimbunnya Gunung Arjuno? Mari kita jelajahi bersama!

Lokasi dan Akses
Gunung Arjuno terletak di Provinsi Jawa Timur, membentang di antara wilayah Malang, Batu, dan Pasuruan. Gunung ini sering disebut bersamaan dengan Gunung Welirang karena kedua puncaknya berdekatan dan memiliki jalur pendakian yang saling terhubung. Untuk mencapai Gunung Arjuno, terdapat beberapa jalur pendakian populer, di antaranya melalui Desa Tretes, Desa Lawang, Desa Sumberbrantas, dan Desa Tambaksari. Jalur-jalur tersebut menawarkan rute yang bervariasi dengan tingkat kesulitan yang berbeda, sehingga pendaki bisa memilih rute sesuai dengan kemampuan fisik dan pengalaman mereka.
Sejarah dan Legenda

Nama “Arjuno” diambil dari salah satu karakter dalam epik Mahabharata, yaitu Arjuna, seorang ksatria yang dikenal memiliki kebijaksanaan dan keteguhan hati. Hal ini mencerminkan karakteristik Gunung Arjuno yang kokoh dan agung. Selain itu, Gunung Arjuno juga memiliki jejak sejarah kerajaan kuno di Jawa Timur. Pada lerengnya, ditemukan beberapa candi peninggalan dari masa Kerajaan Majapahit, seperti Candi Kidal dan Candi Jago, yang menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Jawa.
Di samping sejarah, Gunung Arjuno juga diselimuti oleh cerita mistis yang dipercayai oleh masyarakat setempat. Salah satu mitos yang terkenal adalah mengenai keberadaan sosok penunggu gunung ini yang disebut dengan Eyang Sakri dan Eyang Semar, tokoh pewayangan yang dipercaya sebagai penjaga spiritual Gunung Arjuno. Banyak pendaki yang mengaku merasakan kehadiran mereka saat berada di jalur pendakian tertentu, khususnya di kawasan Puncak Ogal-Agil.
Keanekaragaman Flora dan Fauna
Gunung Arjuno merupakan bagian dari kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo yang memiliki luas sekitar 27.868 hektar. Kawasan ini menjadi rumah bagi berbagai jenis flora dan fauna yang langka dan dilindungi. Beberapa spesies tumbuhan yang dapat ditemukan di Gunung Arjuno antara lain adalah Edelweis Jawa (Anaphalis javanica), Cemara Gunung (Casuarina junghuhniana), dan berbagai jenis anggrek liar. Sedangkan untuk faunanya, Tahura Raden Soerjo menjadi habitat bagi satwa-satwa seperti lutung, kera ekor panjang, macan tutul, dan beberapa jenis burung endemik.
Pendakian Gunung Arjuno juga memberikan kesempatan untuk menyaksikan pesona padang savana yang luas, hutan pinus yang asri, hingga kabut tipis yang menutupi puncak gunung. Tak heran jika para pendaki sering kali menyebutnya sebagai pengalaman mistis yang menenangkan jiwa.
Puncak Arjuno dan Pemandangannya
Puncak Arjuno menawarkan pemandangan 360 derajat yang memukau. Dari sini, pendaki bisa menikmati lanskap gunung-gunung lain di sekitarnya, termasuk Gunung Welirang, Gunung Semeru, Gunung Penanggungan, dan Gunung Kawi. Pada pagi hari, jika cuaca cerah, lautan awan yang terbentang luas di bawah kaki Gunung Arjuno memberikan sensasi seolah-olah berada di negeri atas awan. Keindahan inilah yang membuat Gunung Arjuno menjadi tujuan favorit para pendaki yang ingin menikmati pemandangan alam yang memanjakan mata.
Jalur Pendakian Gunung Arjuno

Gunung Arjuno, dengan ketinggiannya yang mencapai 3.339 meter di atas permukaan laut, memiliki berbagai jalur pendakian yang menawarkan pengalaman berbeda bagi para pendaki. Setiap jalur memiliki keunikan dan tingkat kesulitan tersendiri, memberikan pilihan beragam bagi pendaki dari berbagai tingkat pengalaman. Berikut adalah beberapa jalur pendakian yang populer di Gunung Arjuno:
1. Jalur Tretes
Jalur Tretes adalah salah satu jalur pendakian paling populer di Gunung Arjuno. Terletak di Desa Tretes, Kabupaten Pasuruan, jalur ini juga merupakan jalur yang digunakan untuk menuju puncak Gunung Welirang, karena Gunung Arjuno dan Gunung Welirang memiliki jalur yang terhubung.
Ciri Khas dan Daya Tarik Jalur Tretes:
- Pemandangan Hutan dan Lembah: Pendaki akan melewati hutan pinus yang sejuk, lereng-lereng bukit, dan padang rumput yang luas. Di sepanjang jalur ini, terdapat beberapa titik peristirahatan yang menawarkan pemandangan indah lembah di sekitarnya.
- Pondokan: Salah satu pos pendakian di jalur Tretes adalah Pondokan. Pos ini merupakan tempat favorit bagi pendaki untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan menuju puncak. Selain itu, Pondokan juga menjadi tempat strategis untuk melihat keindahan Gunung Welirang dari kejauhan.
- Air Terjun Kecil: Di jalur ini, pendaki akan menjumpai beberapa aliran sungai kecil yang sering dimanfaatkan untuk mengisi persediaan air.
2. Jalur Sumberbrantas
Jalur Sumberbrantas terletak di Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Jalur ini dikenal dengan tantangannya yang cukup ekstrem karena terdapat tanjakan-tanjakan terjal dan rute berbatu yang membutuhkan kewaspadaan lebih dari para pendaki.
Ciri Khas dan Daya Tarik Jalur Sumberbrantas:
- Hutan Pinus dan Vegetasi Pegunungan: Pada awal pendakian, pendaki akan melewati hutan pinus yang lebat, dilanjutkan dengan vegetasi pegunungan yang lebih rimbun. Tumbuhan-tumbuhan khas pegunungan dapat ditemukan di sepanjang jalur ini.
- Panorama Gunung Semeru: Dari beberapa titik di jalur Sumberbrantas, pendaki bisa menikmati pemandangan Gunung Semeru yang menjulang tinggi di kejauhan, menciptakan suasana yang mengagumkan.
- Rute yang Lebih Cepat: Jalur ini menjadi pilihan bagi pendaki yang ingin mencapai puncak dengan waktu yang lebih singkat, meskipun medannya lebih menantang.
3. Jalur Lawang
Jalur Lawang terletak di wilayah Lawang, Kabupaten Malang. Jalur ini cukup terkenal di kalangan pendaki karena menyediakan jalur pendakian yang lebih ramah untuk pendaki pemula, meskipun tetap memerlukan persiapan fisik yang baik.
Ciri Khas dan Daya Tarik Jalur Lawang:
- Pemandangan Pertanian dan Savana: Di awal jalur, pendaki akan melewati area pertanian penduduk setempat, sebelum memasuki kawasan hutan dan padang savana. Pemandangan ini memberikan nuansa yang lebih beragam dalam pendakian.
- Hutan Cemara dan Edelweis: Di jalur Lawang, pendaki akan menemui kawasan hutan cemara dan padang Edelweis Jawa yang luas, memberikan pengalaman berbeda dari jalur lainnya.
- Medan yang Bervariasi: Meski jalur ini lebih ramah bagi pemula, tetap ada beberapa tanjakan terjal yang menantang dan membutuhkan stamina yang baik.
4. Jalur Tambaksari
Jalur Tambaksari terletak di Desa Tambaksari, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan. Jalur ini dikenal sebagai jalur yang relatif baru dan belum terlalu ramai dibandingkan dengan jalur lainnya.
Ciri Khas dan Daya Tarik Jalur Tambaksari:
- Medan Berbatu dan Berpasir: Pendaki akan melewati jalur yang didominasi oleh bebatuan dan pasir, terutama di bagian puncak. Jalur ini membutuhkan kewaspadaan ekstra saat mendaki karena medannya yang licin.
- Pemandangan Alam yang Masih Alami: Jalur Tambaksari menawarkan keindahan alam yang masih sangat alami dan jarang terjamah. Vegetasi di sepanjang jalur ini memberikan suasana yang tenang dan segar.
- Sensasi Mendaki yang Berbeda: Karena jalur ini belum terlalu banyak dikunjungi, pendaki yang memilih jalur Tambaksari bisa merasakan pengalaman mendaki yang lebih sepi dan eksklusif.
5. Jalur Purwosari
Jalur Purwosari adalah jalur pendakian yang berawal dari Desa Tambaksari, Kecamatan Purwosari, Pasuruan. Jalur ini terkenal sebagai rute spiritual karena melewati beberapa situs bersejarah yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat, seperti Candi Sepilar dan Candi Watu Gede.
Ciri Khas dan Daya Tarik Jalur Purwosari:
- Pendakian Spiritual: Jalur ini sering dipilih oleh pendaki yang ingin merasakan pengalaman spiritual sekaligus menikmati keindahan alam. Pendaki akan melewati beberapa candi dan situs peninggalan yang berhubungan dengan sejarah Kerajaan Majapahit.
- Rute yang Lebih Ringan: Jalur Purwosari memiliki medan yang relatif lebih ringan dibandingkan jalur lainnya. Hal ini cocok bagi pendaki yang ingin menikmati pendakian dengan tempo santai.
Beberapa tips yang bisa diikuti antara lain adalah membawa pakaian hangat, jas hujan, dan peralatan memasak sederhana. Selain itu, sebaiknya pendaki juga membawa logistik yang cukup, mengingat durasi pendakian bisa memakan waktu dua hingga tiga hari tergantung pada rute yang dipilih.
Gunung Arjuno menawarkan berbagai jalur pendakian dengan keunikan dan tantangan tersendiri. Setiap jalur membawa cerita dan pengalaman yang berbeda, mulai dari keindahan alam hingga kisah sejarah dan mitos yang melekat. Bagi para pendaki, memilih jalur pendakian yang tepat sesuai dengan kondisi fisik dan mental menjadi kunci untuk menikmati perjalanan mendaki Gunung Arjuno dengan aman dan menyenangkan.
Semoga informasi tentang jalur pendakian Gunung Arjuno ini bisa membantu Anda merencanakan petualangan yang seru dan penuh makna.